Kamis, 15 Desember 2011

Blunder Salah Email, Bos Perekrut Malah Kehilangan Pekerjaannya

Seorang petinggi perusahaan situs perekrutan karyawan malah kehilangan pekerjaan dan kini terpaksa melamar ke sana kemari. Penyebabnya, ia melakukan blunder dengan mengirimkan email berisi cacian kepada pelamar. Sialnya, dia salah klik tombol "reply all" dan email itu pun menyebar seketika ke 4.000 orang.

Gary Chaplin, si eksekutif, diminta mengundurkan diri dari jabatan yang memberinya pendapatan hingga 200 ribu poundsterling atau sekitar Rp2,8 miliar per tahun.
Insiden itu bermula saat Emmanouil Katsampoukas mengirimkan email lamaran ke ribuan perusahaan perekrut tenaga kerja. Dia mencari pekerjaan di sektor pemasaran ataupun perbankan di Inggris. Emailnya biasa saja, sopan dan formal. Namun, entah kenapa, email itu mendapat tanggapan yang sangat kasar dari Chaplin.

Chaplin mencaci Katsampoukas karena tidak mengirimkan email tersebut satu per satu alamat yang dituju. Dia juga menghina dan menyebutnya "bodoh" karena tidak mengetahui apa gunanya fasilitas BCC (blind carbon copy) pada email.

Chaplin menyebut Katsampoukas "terlalu bodoh" untuk mendapatkan pekerjaan. Bahkan dalam email itu, Chaplin juga menghina salah satu perusahaan perekrut karyawan yang menjadi kompetitor perusahaannya.

Yang fatal, email caci-maki terhadap Katsampoukas, itu rupanya dia tulis setelah Chaplin secara tak sadar mengklik tombol "reply to all". Alhasil, seluruh pihak yang menerima email lamaran Katsampukas juga seketika menerima email caci-maki dari Chaplin itu.

Parahnya lagi, Chaplin mengirimkan email itu menggunakan nama samaran, Richard Vickers. Dan yang cilaka, ternyata ada orang bernama Richard Vickers yang juga bekerja di industri yang sama. Email Chaplin pun dilacak dari alamat IP tak pelak merujuk ke komputer miliknya.

Akibat email itu, Stark Brooks, perusahaan perekrutan tempat Chaplin bekerja kebanjiran protes. Meski Chaplin sudah mengirimkan email permohonan maaf, namun Stark Brooks tetap memaksanya untuk mengundurkan diri.

“Itu merupakan sebuah momen kebodohan,” aku Chaplin, seperti dikutip The Sun, Selasa waktu setempat, 13 Desember 2011. “Kini saya justru mencari pekerjaan hanya beberapa hari sebelum hari Natal. Saya malu dengan apa yang saya lakukan. Saya tidak bermaksud menyinggung pelamar kerja tersebut.”

Sesal Chaplin kini tak lagi ada gunanya.

Related Post



Tidak ada komentar:

Posting Komentar