Faktor
kekurangan kalsium dan fosfor memang menjadi titik sentral utama
penyebab terjadinya kerapuhan tulang. Jika pada masa pertumbuhan tulang,
tubuh kekurangan kalsium dan fosfor, maka puncak pembentukan massa
tulang maksimal tidak akan tercapai. Kerapatan masa tulang akan jauh
berkurang dan setelah usia tertentu (antara 30 - 40 tahun) tulang akan
mengalami penurunan fungsi dengan sendirinya.
Angka
kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk orang dewasa normal adalah 800
mg/hari, sedangkan untuk fosfor adalah 600 mg/hari. Rata-rata konsumsi
kalsium di Indonesia saat ini adalah 254 mg per orang per hari. Padahal
rekomendasi internasional adalah 1.000 - 1.200 mg per hari. Masih
rendahnya konsumsi kalsium tersebut menyebabkan 1 dari 3 wanita dan 1
dari 7 pria usia di atas 45 tahun, berisiko untuk menderita
osteoporosis.
Tidak Disebabkan oleh Minuman Bersoda
Penggunaan asam fosfat pada minuman bersoda oleh beberapa kalangan
dituding sebagai penyebab osteoporosis, karena hal tersebut diduga akan
mengubah rasio kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Jaringan tulang kita
memiliki keseimbangan antara kalsium dan fosfor. Osteoporosis dapat
dipicu oleh ketidakseimbangan rasio tersebut. Normalnya rasio kalsium
dengan fosfor di dalam tubuh adalah 2 : 1. Kondisi seimbang ini membuat
penyerapan kalsium berlangsung secara optimal. Penyerapan kalsium yang
cukup sangat dibutuhkan dalam memelihara massa tulang, mencegah
osteoporosis, menormalkan tekanan darah, dan mencegah
hiperparatiroidisme.
Pendapat
bahwa konsumsi minuman ringan sebagai penyebab utama tingginya asupan
fosfor tidaklah benar, karena fosfor juga banyak terdapat pada
bahan-bahan pangan lainnya. Konsumsi satu kaleng coca cola (240 ml) akan
menyumbangkan 41 mg fosfor, sedangkan konsumsi jus jeruk dan susu
dengan volume yang sama (240 ml), masing-masing menyumbangkan 27 mg
dan 228 mg fosfor. Di Amerika Serikat yang angka konsumsi soft
drink-nya tinggi, sumbangan fosfor dari soft drinks hanya mencapai 2
persen dari kebutuhan yang dianjurkan dalam sehari. Sedangkan 98 persen
sisanya berasal dari konsumsi makanan berprotein tinggi (daging, ikan,
keju, dan biji-bijian).
Tubuh
kita sebenarnya memerlukan asam fosfat sebagai sumber mineral fosfor.
Minuman karbonasi justru merupakan sumber fosfor yang baik. Yang perlu
dilakukan adalah memperhatikan pola konsumsi bahan pangan agar
keseimbangan kalsium dan fosfor tetap seimbang. Fosfor di dalam tubuh
berfungsi untuk membantu proses metabolisme energi. Selain itu, fosfor
juga membantu proses penyerapan dan transportasi zat-zat gizi di usus
dan transportasi lemak di dalam darah.
Pakar
dari NOF menyatakan bahwa sesungguhnya kelebihan kadar fosfat dari
minuman ringan masih dapat diatasi oleh tubuh kita. Apabila fungsi
ginjal dan sistem ekskresi (saluran urin) kita masih normal, maka
kelebihan asam fosfat akan dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran asam
fosfat berlebih ini membuat keseimbangan kalsium dan fosfor tetap
terjaga. NOF juga menyarankan tidak perlu khawatir akan kafein, karena
efeknya terhadap osteoporosis sangat kecil.
Kekhawatiran
terhadap osteoporosis dapat dikurangi dengan suplemen kalsium. NOF
menganjurkan untuk mengonsumsi kalsium minimal 1.200 mg/hari agar
kebutuhan kalsium sehari-hari tercukupi. Fitzpatrick dan Heaney (2003)
dalam publiksinya di Journal of Bone and Mineral Research menyatakan
bahwa seseorang tetap dapat minum minuman ringan sambil menikmati tulang
yang sehat, apabila orang tersebut mampu memenuhi kebutuhan kalsiumnya
per hari. Jadi, mari nikmati minuman ringan dan tetap memiliki tulang
yang sehat!
Upaya Pencegahan
Mengingat demikian besar dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh
osteoporosis, maka perlu upaya-upaya untuk mencegahnya. Berikut ini
disampaikan beberapa upaya ampuh untuk mencegah osteoporosis.
1. Konsumsi kalsium yang cukup
Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, perlu diperhatikan produk pangan
yang disantap. Salah satu sumber kalsium yang cukup baik adalah susu.
Dua gelas susu sehari, sudah dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan
kalsium. Dari dua gelas susu (500 ml) akan diperoleh 1.250 mg kalsium.
Perolehan kalsium tersebut sudah melebihi kebutuhan kalsium orang
dewasa yaitu 800-1.000 mg/hari. Sumber kalsium lainnya adalah ikan
(terutama yang dimakan beserta tulangnya), daging, unggas, telur,
sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
2. Berhati-hatilah menggunakan obat
Beberapa jenis obat ternyata dapat mengganggu kinerja tulang. Salah
satu contohnya adalah obat kortikosteroid yang dapat menekan kerja
hormon pengatur pembentukan tulang. Contoh lain adalah antasida, obat
pencahar, cholestiramine, obat diuretik, anti-gout dan beberapa jenis
obat anti-rematik. Obat-obatan tersebut memiliki efek mengganggu
penyerapan kalsium. Obat antasida yang umum dikenal
sebagai obat anti sakit maag dapat menghambat penyerapan kalsium.
Penghambatan dipicu oleh magnesium dan aluminium hidroksida yang mampu
mengikat kalsium dan mengubahnya menjadi bentukan baru yang sulit
diserap. Obat cholesteramine yang lazim digunakan untuk mengikat asam
empedu agar terjadi penurunan kolesterol darah, juga dapat menurunkan
kadar kalsium tubuh akibat pembuangan melalui urin.
3. Batasi penggunaan garam
Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl).
Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam
dapur maupun monosodium glutamat (MSG) dapat berdampak buruk terhadap
kesehatan. Selain memiliki efek hipertensi, natrium juga berpotensi
untuk menghilangkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan
kalsium dari tubuh melalui urin. Cara menghindari kehilangan kalsium
akibat natrium adalah dengan membatasi konsumsinya. Sebaiknya hindari
makanan-makanan tinggi natrium dan makanan awetan yang menggunakan garam
sebagai pengawet.
4. Cukupi konsumsi vitamin D
Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara
meningkatkan penyerapan kalsium dari sistem pencernaan, serta mengurangi
pembuangannya dari ginjal. Kebutuhan vitamin D normal per hari adalah
400 IU. Dalam bentuk non-aktif, vitamin D banyak terdapat di bawah
kulit. Vitamin D akan menjadi aktif dan berfungsi apabila terpapar sinar
matahari pagi yang banyak mengandung ultraviolet. Terpapar sinar
matahari sekitar 20 menit per hari, minimal 3 kali seminggu sudah cukup
untuk membantu produksi vitamin D. Jadi, apabila kita cukup terpapar
sinar matahari, maka tidak perlu takut kekurangan vitamin D.
5. Aktif berolah raga
Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut dapat menurunkan massa
tulang. Oleh karena itu olah raga aktif secara rutin merupakan bentuk
antisipasi terhadap penurunan massa tulang. Adapun bentuk olah raga yang
sesuai bagi seseorang yang sudah lanjut usia adalah yang minim benturan
seperti aerobik low impact, jalan kaki, bersepeda atau berenang. Aspek
yang harus diperhatikan adalah intensitas, waktu, dan frekuensi
olahraga. Kecukupan intensitas diukur dengan menghitung denyut nadi.
Denyut nadi normal berkisar antara 70-80 denyut per menit. Waktu berolah
raga disarankan 20-40 menit per latihan, sedangkan untuk frekuensi
idealnya adalah 3-4 hari per minggu.
6. Bantu dengan obatDalam dunia kedokteran mulai banyak dikembangkan berbagai obat pencegah osteoporosis. Jenis obat tersebut di antaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan testosteron. Estrogen merupakan hormon yang menurun jumlahnya dalam tubuh apabila wanita mengalami menopause. Hal ini ditengarai sebagai penyebab osteoporosis utama pada wanita. Obat berisi hormon estrogen yang diberikan pada wanita pasca menopause diharapkan dapat mencegah osteoporosis.
Kalsitonin merupakan zat yang mengaktifkan kerja sel osteoblast (pembentuk tulang) dan menekan kinerja sel osteoclast (pengurai tulang), sehingga pembongkaran kalsium tulang dapat ditekan dan osteoporosis dapat terhindarkan. Demikian pula halnya dengan obat biophosphonat yang dapat menekan sel osteoclast.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar